Senin, Oktober 31, 2011

Dilema Setengah Halaman

nyawa masih dimata
dengan sebilah cita
menebas setengah
halaman ujianku

sisip yang menyisip
sialnya harus tersisip
meski biduk telah sibuk bergosip
tak ada yang tercetak pada nasib

kecewaku sambil tawaku
karna kadang setengahnya masih
tertinggal, gantungkan aku
ketidakpastian bioteknologi

padahal Pertanian Hemat Energi!
bukannya pertanian tanpa tegangan tinggi
siapa pula orang gila yang
menanam padi dengan listrik?

GM Plant berkibas dengan GM Organism
General Manager-kah?
Gombal Mukiyo-kah?
atau Gundulmu Mlumpat?

iya, iya mungkin yang terakhir.
tapi tidak,

karena suara kedua yang menggoda nurani
nurani paling suci sedunia
ADALAH SETAN!

nasibku, di setengah halaman PIP-ku..

terdengar lecutan dari dalam diri,
"Diracun Sajalah!"

Bagai tikus antik,
dalam gedung antik
warna hijau
disamping kolam renang bundar

tertawa ketika melihat
seorang teman yang lupa nama
menuliskan jawaban cinta atas soal
dengan bangga

-andika yang dilema

Minggu, Oktober 23, 2011

CEPAAT!

"Cepet dong, Bos!"

"Salip kanan aja nih mobil, lambat banget!"

"Ini internet apa nenek gua sih, sob?! LAMBAAAT BANGET."

May all the guidance lie upon you all, fellas.
Amin.

Saya sekarang sedang di tengah jalan tol yang mobilnya sepi, yang motornya pun jarang, yang polisi tidur-nya udah bangun, terus makan di angkringan deket rumah kalian.

Oke, bagian polisi tidur yang jalan sendiri emang agak nakutin, sedangkan kita sering mengharapkan para polisi tidur beneran ketika baru bonceng temen dan kita nggak pake helm.

Aside from the sleeping policeman, we'll talk about speed, sugar.

Setiap manusia bergantung pada sesuatu hal, yang memacu mereka untuk mendapat semuanya. Padahal tangan mereka cuma dua, udah gitu kecil, hampir gak berguna pula, sedangkan kaki mereka juga hampir separuhnya lumpuh. Termakan zaman, terserap asam laktat yang mematikan gerakan tubuh.

Egoisnya, mereka semua kepengen cepet.

Padahal gak semua ditakdirkan untuk cepat, kan? Ibu mengandung selama sembilan bulan sepuluh hari. Wine perlu fermentasi minimal semalam. Air perlu dipanaskan selama 10-15 menit agar mendidih. Proses pengenceran perlu waktu dua menit (minimal - tergantung konsentrasi). Ujian memerlukan waktu dua jam. Sholat juga butuh tuma'ninah.

Bayi yang langsung dilahirkan akan berupa gumulan darah atau kalaupun bisa langsung berbentuk manusia, pasti cacat. Autis-lah minimal.  :p

Wine yang langsung jadi selama 1 detik? Pasti banyak yang teler di pinggir jalan, di trotoar? Dan slogan "Got Milk?" bakal berubah jadi "Got Wine?"

Air? Sungguh sesuatu sekali. Air apaan coba?

Pengenceran? Yang ini masih mungkin sih,  :p

Bayangkan ujian dengan tenggat waktu 1 detik. Penjaga ruangan bakal digantung di ruang ujian. Mayat-mayat pengajar bergelimpangan di fakultas. Rektor bakal sembunyi di gorong-gorong jalanan, ditembaki hingga terluka, diseret keluar, direbut senjatanya yang berlapis emas, kemudian ditembak kepalanya. Bam! Headshot. (Ini ujian apa Perang di Libya?)

Saya diceramahi hingga lemas, hingga pusing, hingga jengah ketika kecil, di Masjid deket rumah. Karena saya telat sholat, tapi ngebut sholatnya. Katanya, after effect "sholat ayam" (karena gayanya mirip kalo ayam matok makanan, cuma 'clep!' udah gitu doang) bisa gak baik buat kesehatan. Bisa bikin impotensi pahala, kanker iman, serangan GALAU dan gangguan jiwa serta hidup di dunia.

Tapi ya, cepat juga gak masalah kok. Buktinya saya sedang internetan di "you-know-where" dan sedang loncat-loncat, akibat dari 1 MB/s.

Sabtu, Oktober 08, 2011

Kala Cinta Menggoda

 Postingan galau malem-malem.
menghibur diri gara-gara mendung geblek yang nutupin langitnya.

--a

Andai ia tahu...  (blush)
========================================================================
Sejak jumpa kita pertama
kulangsung jatuh cinta

Walau kutahu kau ada pemiliknya

Tapi kutak dapat membohongi hati nurani
Kutak dapat menghindari gejolak cinta ini

Reff.
Maka ijinkanlah aku mencintaimu
Atau bolehkan aku sekedar sayang padamu 

Memang serba salah rasanya tertusuk panah cinta

Apalagi aku juga ada pemiliknya 

Tapi kutak dapat membohongi hati nurani
Kutak dapat menghindari gejolak cinta ini

Maka maafkan jikaku mencintaimu
Atau biarkan kumengharap kau sayang padaku

Keseleo

hello folks!

Udah hampir dua mingguan lebih gak megang ini tuts. Tanganku masih keder kalo pegang bolpoin, dari rabu sampe kamis pagi kemaren ngebut buat nulis praktikum biologi. Nulis praktikum biologi itu kayak nulis surat cinta, sob. Yang kalo tiap kali kita salah nulisnya, harus masuk tempat sampah dipojokan kamar.

Bedanya kalo surat cinta butuh feel buat nulis, butuh rasa, butuh cinta. Kalo praktikum, boro-boro cinta, gombal dikit aja mungkin udah dicoret. 

Pokoknya ini laporan praktikum harus pake "tata bahasa indonesia yang baik, benar dan sistematis". Kalo akhir kalimat ya dikasih titik, bukan dikasih upil. Kalo mau bikin klausa penyambung informasi antara satu kalimat dengan lainnya ya harus dipakein kata hubung. Tulisannya pun harus bisa dibaca dan GEDE-GEDE (sori, sob, emang biar berasa, gua nulisnya gede gitu).

Oke, Jum'at kemaren emang jadi medan perang buat para penggembira praktikum.
Temen-temen pada ngapalin buku panduan praktikum, ada yang komat-kamit, ada yang diem tapi matanya muter-muter lirik-lirik ke sana ke mari, ada yang makan, ada yang bingung, terakhir ada yang bengong ngeliatin akhwat.

jangan ditanya, yang bengong itu pasti gua.  :3
jangan ditanyain akhwatnya siapa, ntar dia nengok.  :D
#digaplok

Pintu praktikum dibuka, dengan bermodalkan jas putih ala anak kedokteran kita ngantri d depan pintu, nunggu dipanggil sama asistennya (jadi inget, kayaknya ada yang ngajakin foto pake jas lab di bawah tulisan Fakultas Kedokteran, siapa ya? #wondering).

Oke, setelah masuk, kita pre-test.
Ada sekitar 8 jawaban yang gua gak yakin. Astaghhfirullah. mungkin gara-gara gua dicuci otak lupa belajar waktu nganter temen gua, Ferli, sidang di pengadilan Yogyakarta.
Kalo gak salah, "reaksi apa saja yang terjadi pada fotosintesis" sama "sebutkan tiga hasil dari respirasi".
Dodolnya gua jawab reaksi terang sama reaksi gelap. Secara masih "SMA-minded", gua kira gak belajar aja masih bisa dikejar lah. Ternyata jawabannya salah.
#nangisdarah

Oke, habis menyesali pre-test, langsung percobaan. Kelompok satu (punyaku) langsung dapet percobaan "Mengamati Laju Fotosintesis Hydrilla verticillata".

Kenapa Hydrilla yang dipake? Soalnya kalo tanaman air kan gampang pengamatannya (cuma liatin oksigen terlarut di dalem tabung reaksi doang). Sebetulnya pohon mangga bisa, tapi susah.
Woke, percobaan pertama!
Gua jadi bubble-counter a.k.a tukang ngitungin gelembung.
Noni sama Hans jadi time-keeper.
Asti jadi notulen.
Dodolnya, gelembung yang keluar kecil-kecil, banyaaaaaaaak banget. ASEM!
Tanganku hampir keseleo.

15 menit berlalu, gelembung yang bisa keitung (gak tau deh kelewatan ato kebanyakan) mencapai 3580-an gelembung.

Gua bersyukur, bisa istirahat. Kalo dideket situ ada abang-abang tukang urut, udah gua booking kali.