Jumat, September 02, 2011

Alhamdulillah... #tanpa.yah

Liburan Idul Fitri? Mudik? Salam tempel?

Obviuosly, fellas...

Lebaran 1432H ini gak ada sesuatu yang spesial, mengejutkan, excited, memorable atau lovable.

Datar aja kayak kertas HVS baru keluar dari wadahnya. Bener-bener smooth and things work out fine from every side I see it. Just fit it.

Yang hampir jadi berita adalah, bagaimana saya jadi double winner. Bapak dengan bangga cerita, kalau saya bisa melanjutkan studi di universitas. Dengan tawa-nya yang khas, menyebalkan dan dilebih-lebihkan. Terdengar begitu...yah, sombong.

Tapi gak masalah, toh kalo bener-bener membanggakan, ya Alhamdulillah.

Sebenernya, konsentrasi penulisannya bukan bagaimana Idul Fitri ini saya rayakan, tapi bagaimana orang-orang "merayakannya".

Bukan, saya gak menyinggung kalian yang belanja dengan uang orangtua kalian, yang mungkin uangnya akan jauh lebih bermanfaat kalo kalian mendonasikan seper-empat jumlahnya ke badan-badan zakat. Tapi bagaimana orang-orang menyikapi sebuah tren baru...

Tren ini, namanya... "ALHAMDULILLAH, YAH..."

Good, God.
Sampai beberapa ustad yang ngisi pengajian ini juga make "logat" ini. Ada apa dengan hati orang-orang? Apa mungkin mereka begitu terobsesi punya bibir seksi, kulit putih mulus dan suara bening? Kemana perginya tren bibir Tukul, kulit terpanggang matahari (medium or welldone?) dan suara tiap kali kita mandi yang mungkin sesumbang onta arab?

Sampai H+3 lebaran ini, saya gak habis pikir... Apa sih yang udah syahrini lakukan? #fainted

...oke, stay calm, Ndik.

Semua kegilaan ini gak akan lebih buruk dibanding dengan jadwal kuliah pertamamu yang masuk jam 7 pagi.
#berbusa

Postingan gak jelas, tanpa arah, mohon maklum :p

1 komentar:

tariwevriandini mengatakan...

hha, lucu banget dik post kamu :DD
eh, folback my blog yaa :)
hhe